Indonesia terlalu pesimis terhadap PLTN

Kemajuan suatu bangsa pada saat ini, dipengaruhi oleh kondisi perekonomian dan teknologinya.. Kedua sektor itu didukung oleh listrik yang memadai.. Sedangkan listrik di Indonesia makin hari makin macet.. Hal ini dikarenakan penggunaan minyak bumi sebagai bahan pembangkit listrik.. Padahal minyak bumi juga di gunakan di bidang lain, contohnya transportasi, perdagangan, dan dapur.. Sedangkan sudah banyak diketahui oleh masyarakat umum khususnya yang berpendidikan bahwa minyak bumi merupakan salah satu sumber daya alam yang tidak dapat di perbaharui serta memiliki efek yang tidak ramah lingkungan.. Penambangan minyak bumi juga memiliki dampak yang buruk untuk kelestarian alam serta memperpendek umur bumi.. Ketersediaan minyak bumi saat ini juga bisa dibilang sangat langka.. Hal ini bisa dilihat dari ramainya antrian kendaraan di SPBU, semakin mahalnya harga BBM, mahalnya harga hasil laut, mahalnya harga barang di perdesaan, hingga kepada seringnya pemadaman listrik.. Pada tingkat ini keadaan perkembangan sektor ekonomi dan teknologi akan terhambat bahkan bisa berakibat kepada semakin merosotnya keadaan masyarakat di bidang ekonomi, pendidikan, perindustrian.. Yang bakal lebih buruk lagi, negara bisa bangkrut triliunan rupiah setiap tahunnya.. Sebenarnya ada solusi untuk hal buruk tersebut.. Yaitu dengan mengganti BBM dengan energi alternatif.. PLTN misalnya.. Dengan demikian listrik akan stabil dan perekonomian & teknologi di Indonesia bisa mengimbangi bahkan melampaui negara2 lain.. Jika ekonomi & teknologi sudah kuat, pemeliharaan PLTN juga semakin baik, bahan bakar alat transportasi bisa beralih kepada energi terbarukan, seperti listrik.. Polusi dapat ditekan, ketergantungan terhadap minyak bumi semakin rendah, perindustrian akan semakin maju, lapangan pekerjaan akan semakin banyak, rakyat pun sejahtera.. Sayangnya orang Indonesia tidak percaya diri.. Terlalu meremehkan anak bangsa.. Padahal sudah sering kali, banyak anak bangsa yang tidak di perhatikan, di adopsi negara luar yang demikian perhatian terhadap kondisi negaranya.. Indonesia terlalu pesimis, sama pesimisnya dengan ketika Habibie memaksa untuk memajukan industri transportasi udara.. Sehingga Habibie di adopsi Jerman.. Ilmuan muda di bawa ke Jepang, Eropa, Australia dan Amerika.. Desainer muda di bawa ke Prancis dan Italia.. Ahli animasi di bawa k Amerika, Singapura, dan Malaysia.. Programmer hijrah ke Rusia, Korea, China, dan Jepang.. Indonesia masih ragu dengan kemampuan anak bangsa? Miris sekali..